QUICK JUMP: HOME CORAT-CORET MOTIVATION SELFPRENEURSHIP

Tuesday, April 10, 2007

13. 9 Karakter Pemenang

Serial Resurrection - Gagal dan Bangkit Kembali

Saya senang sekali mengetahui bahwa di beberapa perguruan tinggi sudah mulai diberikan mata kuliah Karena sepandai apapun otak anda tetapi jika tidak memiliki karakter yang diperlukan, anda akan sulit meraih keberhasilan.

Ada 2 orang karyawan. Yang seorang, memiliki kemampuan diatas rata-rata, tetapi dia sering menyepelekan pekerjaanya dan tidak menanganinya dengan baik. Yang seorang lagi memiliki kemampuan biasa-biasa saja, tetapi dia memiliki semangat yang tinggi, disiplin dan serius dalam menangani pekerjaannya. Menurut anda, siapakah diantara kedua orang tersebut yang masa depan karirnya lebih baik?

Bisa jadi anda akan mengatakan tergantung dari keberuntungan kedua orang tersebut. Tetapi saya akan mengatakan pada anda bahwa keberuntungan adalah hasil dari kesempatan dan kesiapan. Kesempatan bisa datang kepada siapa saja, tetapi kesiapan hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki kualifikasi karakter seorang pemenang. Sudah jelas, kualifikasi karakter tersebut tidak akan dimiliki oleh tipe orang yang terbiasa menyepelekan pekerjaannya.

Karakter anda lah yang akan membantu mewujudkan apa yang sudah anda programkan didalam pikiran anda. Jika anda mau mengamati, orang-orang sukses yang berhasil mewujudkan cita-citanya adalah mereka yang memiliki karakter seorang pemenang. Bill Gates, Mahatir Mohamad, Donald Trump adalah contoh figur dengan karakter seorang pemenang dan bermental baja. Hampir tidak ada, bahkan sepengetahuan saya tidak ada sama sekali figur sukses yang berkarakter pecundang dan bermental tempe.

Untuk memiliki karakter seorang pemenang, anda harus merubah hal-hal mendasar yang ada didalam diri anda.

1. Tekad Dan Keberanian
Tekad dan nekad adalah 2 hal yang jelas berbeda. Benar bahwa orang-orang sukses biasanya adalah orang yang nekad, tapi tentunya mereka nekad dengan penuh perhitungan dan persiapan. Saya percaya, hampir setiap orang pasti bisa membuat perhitungan dan persiapan yang matang, tapi kenapa tetap saja hanya minoritas yang berhasil? Yang membedakan adalah bagaimana cara mereka melihat suatu masalah. Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di dalam setiap kesempatan, tapi orang yang optimis akan selalu melihat kesempatan di dalam setiap kesulitan. Sayangnya lebih banyak orang yang langsung mundur teratur hanya dengan membayangkan resiko yang akan dihadapinya. Segala sesuatu selalu dipandang sulit walaupun belum pernah mencobanya. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk mereka yang minoritas ini. Buat mereka, selalu ada peluang dan peluang sekecil apapun layak untuk dicoba dengan penuh rasa optimis.

Perhitungan dan persiapan yang matang akan meminimalkan resiko, sedangkan tekad yang kuat akan menyingkirkan rasa takut dan keragu-raguan. Maka janganlah heran bila kebanyakan orang sukses memiliki pribadi yang teguh, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, tegas dalam bertindak dan mungkin bisa jadi agak keras kepala, bahkan cenderung ‘ndableg’. Karena mereka yang memiliki pribadi seperti itulah biasanya yang tahan uji dan tidak mudah menyerah. Tapi tentunya semuanya itu harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif.

2. Kreatif
Aristotle Onassis, seorang tokoh yang saya kagumi pernah berkata : "The secret of success is to know something nobody else knows." Rahasia untuk menjadi sukses adalah mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh orang lain. Dengan kata lain anda harus berbeda dari orang lain, baik diri anda sendiri maupun sesuatu yang anda tawarkan. Jika anda tidak dapat memberikan sesuatu yang berbeda, maka anda akan sama dengan orang kebanyakan. Sesuatu yang sama akan menjadi umum dan tidak mencuri perhatian.

Tidak masalah menjadi ‘nyleneh’ asalkan alasannya kuat. Carilah celah baru dan jadilah trendsetter, jangan asal latah mengikuti arus kebanyakan. Tentunya anda juga harus memastikan bahwa ada kebutuhan yang cukup besar untuk celah baru tersebut. Apalagi di dalam dunia kompetisi yang makin ketat sekarang ini, hanya yang spesial dan berbeda lah yang akan menjadi bahan pembicaraan dan rebutan. Untuk itu anda haruslah kreatif dan bisa berpikir out of the box untuk dapat menemukan peluang yang belum dipikirkan oleh orang lain. Namun lagi-lagi dibutuhkan keberanian untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari orang kebanyakan.

3. Persiapan
Apapun yang hendak anda kerjakan, biasakanlah mempersiapkannya dengan matang. Pahami betul segala hal yang akan anda hadapi dan apa saja yang dibutuhkan untuk membuatnya berhasil. Cobalah untuk melihat dari berbagai sisi supaya anda tahu keadaan sesungguhnya.

Mantan atasan saya pernah berkata jika ingin presentasi anda berhasil didepan klien, ada 3 hal pokok yang harus dilakukan, yaitu : persiapan, persiapan dan persiapan. Seorang pemain tinju profesional sekalipun memerlukan persiapan yang matang sebelum menghadapi pertandingan. Dia bahkan akan mempelajari calon lawannya dan berusaha mencari titik kelemahannya. Sebegitu pentingnya sebuah persiapan sehingga hasil akhir sebuah pertandingan sudah bisa dilihat dari persiapan yang dilakukan.

4. Jangan Menunda Pekerjaan
Ada sebuah pribahasa yang sangat terkenal “Don’t wait til tomorrow what you can do today.” Namun entah kenapa oleh banyak orang pribahasa itu dipahami menjadi “Don’t do today what you can wait til tomorrow.” Saya sering harus menahan rasa jengkel setiap kali berurusan dengan institusi yang bernama kelurahan / kecamatan. Proses administrasi yang seharusnya bisa selesai dalam waktu 1 atau paling lama 2 hari bisa molor sampai 1 hingga 2 minggu. Jadi seperti bunyi iklan sebuah merk rokok : “Kalau bisa susah kenapa dibikin gampang. Tanya kenapa” Suatu kali saya pernah mencoba menanyakannya langsung, tapi dijawab oleh staf kelurahan tersebut, “Ya memang begitu prosedurnya.” Saya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengarnya.

Untuk anda yang memiliki ‘prosedur’ hidup yang sama dengan staf kelurahan tersebut, saya sarankan untuk segera berubah. Karena jika tidak, sampai kapanpun anda juga tidak akan dapat menikmati keberhasilan karena selalu masih ada hari esok. Biasakanlah membuat daftar pekerjaan yang harus anda lakukan hari ini. Jadikan daftar itu sebagai panduan kerja sehari penuh. Gunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin untuk mengerjakannya dan tandailah setiap pekerjaan yang sudah anda selesaikan. Sadarilah bahwa setiap pekerjaan yang tidak terselesaikan hari ini akan menjadi beban untuk keesokan harinya. Sedangkan esok, ada banyak pekerjaan lain lagi yang harus diselesaikan. Jika anda bisa menerapkan prinsip ini dengan baik, anda akan merasakan beban hidup anda menjadi lebih ringan.

5. Manajemen Waktu
Ketika di bangku kuliah, ada satu mata kuliah yang sangat saya sukai yaitu Manajemen Proyek. Mata kuliah ini mengajarkan bagaimana menyelesaikan sebuah proyek yang terdiri dari banyak sekali pekerjaan dengan waktu sesingkat mungkin. Caranya adalah dengan menata tahapan pekerjaan tersebut sedemikian rupa sehingga waktu yang digunakan benar-benar efektif dan efisien. Ada jenis pekerjaan yang hanya bisa dilakukan setelah pekerjaan yang lain diselesaikan. Namun ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dalam waktu bersamaan.

Ilmu ini sangat membantu saya ketika memasuki dunia kerja dan sampai saat ini terbukti membuat saya mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dengan waktu yang sangat efektif. Saya menyarankan anda untuk mencoba melatihnya. Anda sudah membuat daftar pekerjaan seperti yang saya sarankan bukan? Langkah selanjutnya adalah menentukan mana pekerjaan yang bisa dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan mana yang baru bisa dilakukan setelah pekerjaan yang lain diselesaikan. Jika anda melakukannya dengan benar dan membiasakannya, anda akan terkejut mengetahui bahwa anda telah menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dibandingkan orang lain dalam waktu yang sama.

6. Disiplin Waktu
Sebuah maskapai penerbangan kita pernah sangat terkenal karena seringnya keterlambatan jadwal penerbangannya. Begitu melekatnya cap negatif tersebut sampai ketika maskapai tersebut melakukan restrukturisasi dan menyatakan bahwa mereka sudah berubah menjadi lebih baik, tidak banyak orang yang percaya.

Seringkah anda mengecewakan klien atau teman anda dengan datang terlambat dari waktu yang telah disepakati? Jika anda sekali-kali mencoba sebagai si korban, anda tentu akan memahami bahwa banyak sekali waktu dan pekerjaan lain yang menjadi terbengkalai dikarenakan keterlambatan tersebut, dan itu sangatlah menjengkelkan. Kebiasaan jam karet ini juga menandakan bahwa anda tidak menghargai orang lain. Dengan demikian jangan berharap orang lain akan menghargai anda dan jelas mereka akan berpikir dua kali jika ingin menjadikan anda sebagai mitra bisnisnya. Dan jika cap negatif itu sudah terlanjur melekat di diri anda, akan sangat sulit mengembalikan kepercayaan orang terhadap anda. Kebiasaan jam karet juga membuat waktu anda menjadi tidak efektif dan banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan. Ini menandakan bahwa anda tidak merencanakannya dengan baik. Lagi-lagi, persiapan lah kuncinya. Jadi jika anda mau menjadi orang yang berhasil, be on time in everything you do.

7. Apa Yang Anda Tabur, Itulah Yang Anda Tuai
Pernah ada seorang teman yang mengeluh kepada saya bahwa dia kecewa dengan perusahaan tempatnya bekerja karena sudah 7 tahun bekerja namun posisinya masih disitu-situ saja. Sedangkan beberapa teman sekantornya sudah ada yang menjadi manajer. Namun, di kesempatan lain dia sering menceritakan betapa dia sangat mengharamkan lembur. Alasannya karena dia digaji hanya untuk bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, jadi kalau ada pekerjaan tambahan yang membutuhkan extra time itu adalah urusan perusahaan. Tidak jarang juga dia mengatakan bahwa dia tidak mau ngoyo dalam bekerja karena semua yang dilakukannya toh untuk perusahaan. Dia yang capai bekerja tapi perusahaan yang menikmati hasilnya.

Kontras sekali bukan? Sungguh aneh jika ada seseorang yang tidak memiliki komitmen dalam bekerja tetapi menginginkan peningkatan karir yang cepat. Andai saya sebagai pemilik perusahaan, saya juga tidak akan mempromosikan karyawan seperti itu. Saya ingin mengatakan bahwa jika anda tidak setia dalam perkara kecil jangan berharap anda akan diberi perkara yang besar, karena perkara besar membutuhkan tanggung jawab yang lebih besar, tidak sekedar gajinya saja yang besar.

Melihat kasus teman saya diatas, bisa diketahui bahwa falsafah hidupnya sudah salah duluan. Apapun yang keluar dari diri anda, andalah si penaburnya. Dan apapun yang anda taburkan, anda pulalah yang akan menuainya. Terpikirkah oleh anda bahwa jika anda bekerja asal-asalan, apakah perusahaan merugi? Ya, mungkin merugi tapi sedikit saja, itu bukan hal yang besar. Perusahaan dengan mudah akan menempatkan orang lain yang lebih capable dan masalah dengan cepat terselesaikan. Tapi untuk anda, itu suatu kerugian besar. Anda tidak bisa berharap skill anda akan bertambah dengan bekerja asal-asalan. Jika anda tidak pernah mendapat tanggung jawab yang lebih besar, knowledge anda juga akan disitu-situ saja. Dan kalau anda membiasakan bekerja dengan karakter seperti itu, percayalah seratus kali anda pindah bekerja seratus kali pula anda akan tetap menjadi staf. Kalau toh anda tetap ngeyel bertahan di satu perusahaan, paling-paling anda akan dibuang ke divisi yang tidak penting-penting amat sampai anda depresi sendiri dan akhirnya memutuskan untuk resign. Tapi, dari pengalaman saya ternyata banyak pula yang justru senang ditempatkan di divisi seperti itu dengan posisi ‘idle’ dan malah ndableg kesenengan makan gaji buta. Untuk yang terakhir ini saya harus angkat tangan. Jadi, orientasi anda lah yang harus dirubah. Buang jauh-jauh pemikiran bahwa anda bekerja untuk dinikmati oleh orang lain. Apapun yang anda lakukan, anda sedang menabur untuk diri anda sendiri dan anda lah yang akan menuai hasilnya. Jadi, berikanlah yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang anda lakukan.

8. Bekerjalah Lebih Pintar
Saya juga tidak mengatakan bahwa anda harus mau bekerja lembur setiap hari dan mati-matian menguras tenaga anda. Jika itu yang anda lakukan anda akan berakhir seperti kebanyakan orang yang hidupnya 7P : Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan. Sudah bukan jamannya mengandalkan otot. Jangan cuma menjadi executor, tapi jadilah problem solver. Work smarter, don’t work harder. Gunakan kepandaian anda untuk mencari solusi agar perkerjaan anda dapat diselesaikan dengan lebih cepat, lebih baik dan masalah yang sama tidak akan terjadi lagi.

9. Terbuka Terhadap Perubahan
Di perusahaan tempat saya bekerja dulu ada satu ‘mantra’ yang selalu saya baca di pintu masuk ruangan atasan saya. Sebenarnya ‘mantra’ tersebut adalah sebuah kata-kata motivasi yang berbunyi : “Things do not change, we change.” Saya menyebutnya ‘mantra’ karena selama hampir 5 tahun bekerja saya selalu membacanya setiap hari sampai kata-kata tersebut begitu melekat di otak saya seperti sebuah mantra. Selama kurun waktu tersebut saya tidak pernah menanyakan maknanya, tapi yang saya tangkap adalah bahwa segala sesuatu di dalam hidup kita tidak akan berubah jika bukan kita sendiri yang merubahnya. Di sisi lain, segala sesuatu di luar diri kita terus berubah dan cenderung makin cepat berubah dewasa ini. Sehingga jika saya boleh memperluas ‘mantra’ tersebut maka akan menjadi : “Things change, so we have to change.”

Kedua-duanya memiliki makna yang sama yaitu bahwa manusia harus berubah mengikuti keadaan di sekelilingnya. Jadi pandai-pandai lah melihat hal-hal baru yang merubah jaman dan lingkungan di sekitar anda, entah itu tuntutan teknologi, budaya, skill, pola perilaku, dan lain sebagainya. Sesuaikanlah segera sejauh dibutuhkan. Lebih bagus lagi jika anda lah yang menjadi ‘angin perubahan’ itu sendiri sehingga menjadi trendsetter yang diikuti oleh banyak orang.

Tentunya untuk dapat jeli melihat perubahan tidaklah mudah. Kebanyakan orang terjebak hanya menjadi penonton dan ketika tersadar, mereka sudah tertinggal jauh. Kuncinya adalah pikiran yang terbuka terhadap perubahan itu sendiri. Jangan menutup diri dengan dogma / prinsip yang kaku dan kadaluarsa. Tidak ada hal yang tetap, segala sesuatunya berubah dan akan terus berubah. Yang dulu benar bisa jadi sekarang tidak benar, begitu juga sebaliknya. Maka, terbukalah akan hal-hal baru dan pelajarilah terlebih dahulu sebelum menghakiminya. Karena jika tidak mau berubah, maka anda akan punah.

Written by : Handoko