Siang ini aku dapat forward sebuah email artikel yang isinya bagus banget ( menurutku ).
Sang Kehidupan, yang masih saja meninggalkan tanda tanya di benakku, sedikit banyak terjawab ketika membacanya.
Aku tidak mengenal pengarangnya, tapi siapapun dia, terima kasih sudah membagikan artikel yang mencerahkan ini.
Sang Dadu
Ketika saya pulang di sebuah senja, saya masih melihatnya duduk di sana. Seorang wanita empat puluhan duduk dalam kiosnya di tepi seruas jalan di kotaku yang telah ribuan kali kulewati. Puluhan tahun yang lalu ketika usia saya masih belum genap sembilan tahun, kios itu sudah ada disana. Menjajakan majalah, koran, dan sejumlah barang kelontong.
Ketika itu mobil kami berhenti di depan kiosnya dan wanita itu datang menghampiri membawa apa yang biasanya kami inginkan, majalah Ananda dan Bobo buat saya serta majalah Tempo dan Intisari untuk ayah. Demikian terjadi sepekan sekali sepulang sekolah selama bertahun-tahun hingga tiba saatnya saya beranjak rem aja dan berganti selera baca, saya tak lagi menemui wanita itu.
Sekonyong-konyong di senja itu, tatapan mata saya ke luar angkot yang tengah membawa saya pulang ke rumah, menyapu kios itu dan wanita yang sama di dalamnya. Bedanya, kali ini ia tak lagi menjajakan koran dan majalah. Hanya rokok, minuman cola, air mineral, dan sejumlah barang lain. Apakah itu semacam kemunduran perniagaan, saya tak tahu persis. Yang tampak jelas bagi sel-sel kelabu saya adalah kenyataan bahwa ia, untuk menafkahi hidupnya, masih saja duduk di tempat yang sama, setelah lewat bertahun-tahun.
Suatu sore lain dalam sebuah gerbong kereta yang saya tumpangi, saya menatap puluhan gubuk dan rumah petak di sepanjang lintasan rel yang menuju stasiun Senen. Benak saya digelayuti iba dan juga pertanyaan. Sejumlah gerobak mie ayam melintas di jendela dengan cepat. Apa yang begitu menarik dari kota ini, beg itu pertanyaan saya, sehingga mereka sanggup bertahan dalam kepapaannya di tengah gemuruh Jakarta yang keras. Apakah itu nasib? Adakah nasib yang membuat Ibu penjaja koran yang tinggal di Semarang dan mereka yang tinggal di kompleks kumuh Jakarta tetap bertahan di sana?
Bagaimana bisa kita memahami nasib? Saya tak bisa. Tetapi keponakan saya yang berumur lima tahun punya petunjuknya.
Saat itu saya sedang bermain berdua dengannya: Ular-Tangga. Setelah beberapa lama bermain dan bosan mulai merambati benak, saya meraih surat kabar dan mulai membaca-baca. Nanda, keponakan saya itu, kemudian berkata, "Ayo jalan! Gililan Om. Kalo nggak jalan juga, Om bakal nggak naik-naik, di situ telus, dan mainnya nggak selesai-selesai."
Saya tersadar.
Ular-Tangga, permainan semasa kita kanak-kanak, adalah contoh yang bagus tentang permainan nasib manusia. Ada petak-petak yang harus dilewati. Ada Tangga yang akan membawa kita naik ke petak yang lebih tinggi. Ada Ular yang akan membuat kita turun ke petak di bawahnya.
Kita hidup. Dan sedang bermain dengan banyak papan Ular-Tangga. Ada papan yang bernama kuliah. Ada papan yang bernama karir. Suka atau tidak dengan permainan yang sedang dijalaninya, setiap orang harus melangkah. Atau ia terus saja ada di petak itu. Suka tak suka, setiap orang harus mengocok dan melempar dadunya. Dan sebatas itulah ikhtiar manusia: melempar dadu (dan memprediksi hasilnya dengan teori peluang). Hasil akhirnya, berapa jumlahan yang keluar, adalah mutlak kuasa Tuhan. Apakah Ular yang akan kita temui, ataukah Tangga, Tuhanlah yang mengatur. Dan disitulah Nasib. Kuasa kita hanyalah sebatas melempar dadu.
Malangnya, ada juga manusia yang enggan melempar dadu dan menyangka bahwa itulah nasibnya. Bahwa di situlah nasibnya, di petak itu. Mereka yang malang itu, terus saja ada di sana. Menerima keadaan sebagai Nasib, tanpa pernah melempar dadu.
Mereka yang takut melempar dadu, takkan pernah beranjak ke mana-mana. Mereka yang enggan melempar dadu, takkan pernah menyelesaikan permainannya.
Setiap kali menemui Ular, lemparkan dadumu kembali. Optimislah bahwa di antara sekian lemparan, kau akan menemukan Tangga. Beda antara orang yg optimis dan pesimis bila keduanya sama-sama gagal, Si Pesimis menemukan kekecewaan dan Sang Optimis mendapatkan harapan.
Sumber: Sang Dadu oleh Edy Pratolo (milist resonansi)
Monday, June 4, 2007
Sang Dadu
Sunday, April 15, 2007
Korban SMS : Salah Bahasa, Runyam jadinya
Aku pernah ngomel ke temanku karena dia kalo SMS tuh panjang banget, kaya orang lagi ngomong. Aku bilang kenapa ga disingkat aja sih, point-pointnya aja gitu lho, jadi praktis.
Dia senyum-senyum aja. Lalu dia bilang kalo dia tuh concern banget sama bahasa karena menurut dia, bahasa lisan yang diucapkan dengan bahasa tertulis tuh beda banget. Bahasa lisan sangat dipengaruhi oleh nada pengucapannya. Kalimat yang sama kalo diucapkan dengan nada yang berbeda akan dipersepsikan secara berbeda pula. Nah apalagi SMS, kalo ga ati-ati, orang yang membacanya bisa-bisa salah tangkap.
Sekarang aku baru nyadar kalo omongan dia itu ada benarnya. Kemarin temanku yang lain, Agus, curhat kalo dia baru aja berantem dengan adik perempuannya. Gara-garanya sang Mama salah menerjemahkan isi SMS. Temanku ini tinggal di daerah Kebun Jeruk bersama adik perempuannya yang bernama Yanti.
Ceritanya dimulai waktu Agus tiba-tiba di-“semprot” lewat SMS oleh Mamanya yang ada di Magelang. Teman saya satu ini wong jowo, jadi kalo SMS-an dengan keluarganya ya campur-campur bahasa jawa. Jadi tambah semrawut deh.
Singkat cerita, tanpa ba bi bu, Mamanya marah-marah :
“Gus, kamu mbok ya prihatin sedikit, wong lagi susah gini kok kamu mangane rewel, ngrepotin Yanti wae.”
( Gus, kamu prihatin sedikit gitu lho, sedang susah begini kok kamu makannya rewel, merepotkan Yanti saja )
Agus yang lagi bengong menjawab :
“Maksudnya makannya rewel piye tho Ma?”
( Maksudnya makannya rewel gimanasih Ma? )
“Lha itu Yanti ngomong katanya kamu kalau makan cuma mau nasi gandul.”
( Lha itu Yanti bilang katanya kamu kalau makan cuma mau nasi gandul )
Sekedar catatan, nasi gandul yang dimaksud adalah makanan khas
Si Agus begitu mendapat SMS seperti itu, sontak langsung berang dan mendatangi Yanti. Dia mulai berpikir kalo adiknya ingin mengadu domba dirinya dengan sang Mama. Jelas sang adik ikutan marah karena dituduh seperti itu. Jangankan menfitnah, lha wong di
Usut punya usut, akhirnya Yanti sadar bahwa sang Mama salah mengartikan SMS darinya. Setengah ga percaya, Agus masih berusaha menginterogasi adiknya,
”Emangnya kamu cerita apa ke Mama?”
“Nih ya, Yanti ceritain. Kemarin Mama memang SMS nanya kenapa kok Yanti belum makan padahal sudah lewat jam makan.”
“Trus kamu jawab apa?”
“Yanti jawab, iyo Ma Yanti repot soale kak Agus
Catatan: Dalam bahasa jawa lisan, seharusnya “gandul” diucapkan “nggandul” yang artinya “bergantung”. Tapi Yanti menghilangkan “ng” didepannya.
Jadi sebenarnya si Yanti tuh mau bilang :
“Iya Ma Yanti repot soalnya kak Agus
Ga ada yang salah kalau nulisnya seperti itu, karena memang di rumah itu Yanti yang bertanggung jawab menyiapkan makanan. Jadi runyam ketika dibaca Mamanya, dikira si Agus rewel kalo makan maunya cuma nasi gandul. Hahahaha…. andai saja “ng” didepannya ga dihilangkan. Atau andai saja antara kata “nasi” dan “gandul” dikasih nada sela. Tapi ya ga mungkin, namanya juga tulisan gimana mau ngasih nada sela.
Itulah makanya ati-ati kalo nulis SMS tuh, musti dibedain dengan kalo kita lagi ngomong sama orang. Sekarang terbukti khan, gara-gara SMS sepele, seluruh “dunia persilatan” jadi geger.
( Offline dulu aah.., jadi laper ngomongin nasi gandul )
Written by : Handoko
Read More......
Posted by Handoko at 10:43 PM |
Labels: Corat Coret
Tuesday, April 10, 2007
16. Kekuatan Doa
Serial Resurrection - Gagal dan Bangkit Kembali
Saya yakin bahwa kita semua percaya bahwa ada entitas yang lebih tinggi yang mengatur dan menguasai hidup manusia yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Semua yang anda miliki saat ini bukan semata-mata hasil usaha anda sendiri, namun karunia Tuhan lah yang mengijinkan semua itu terjadi. Yakinlah bahwa Tuhan tidak menginginkan anda gagal dan menjadi makhluk yang tak berguna. Tugas kita di dunia adalah menjadi alat-Nya untuk membantu sesama kita, dan itu tidak bisa terjadi jika kita gagal. Oleh karena itu, percayalah bahwa Tuhan menginginkan anda untuk menjadi orang yang sukses dan berhasil karena dengan demikian barulah anda bisa membantu orang lain. Ibarat diri anda adalah mobil, Tuhan lah pengemudinya. Jadi libatkanlah Tuhan dalam setiap perencanaan hidup yang anda buat, dan satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengan-Nya adalah melalui doa.
Kekuatan sebuah doa tergantung dari kekuatan iman kita. Iman diukur dari seberapa besar anda percaya kepada-Nya. Percaya bahwa Dia ada dan percaya bahwa Dia mampu melakukan segala sesuatu jika Dia berkehendak. Oleh karena itu doa orang yang percaya sangatlah dahsyat kuasanya. Ungkapkan semua rencana yang akan anda lakukan didalam doa dan mintalah agar Tuhan yang membangun itu semua, bukan anda sendiri. Dengan demikian anda boleh yakin ‘mobil’ anda telah berada di jalur yang benar, bahkan bukan hal yang mustahil jika anda malahan ditempatkan di jalan tol sehingga perjalanan anda lebih cepat sampai. Namun semuanya itu hanya dapat terjadi jika anda meletakkan semua pekerjaan anda di dalam doa. Jadi jangan pernah meremehkan kekuatan doa.
Written by : Handoko
Posted by Handoko at 3:47 PM |
Labels: Motivation, Selfpreneurship
15. Memberi = Investasi Rejeki
Serial Resurrection - Gagal dan Bangkit Kembali
Dalil matematika manapun akan mengatakan bahwa untuk memperbanyak apa yang anda miliki adalah dengan cara menambahnya, bukan menguranginya, apalagi memberikannya kepada orang lain. Semakin banyak anda memberikan kepada orang lain, maka semakin habislah apa yang anda miliki. Benarkah demikian?
Alam semesta memiliki rumus tersendiri yang tidak bisa dinalar oleh pikiran manusia. Lao Tze dengan ajaran Tao nya mengatakan bahwa anda tidak bisa mengisi sebuah mangkuk dengan air jika anda tidak mengosongkannya terlebih dahulu. Makna yang tersirat adalah bahwa apa yang anda dapatkan bukan semata-mata karena usaha anda sendiri, namun ada campur tangan Tuhan disitu. Oleh karenanya, apa yang telah anda peroleh dengan cuma-cuma, berikanlah juga untuk orang lain secara cuma-cuma. Dengan demikian ‘mangkuk’ anda akan selalu dipenuhi-Nya. Tetapi, perlu diingat bahwa rumus tersebut baru akan bekerja jika ada ketulusan didalamnya. Artinya, jika anda melakukannya dengan mengharapkan balasan, itu masuk dalam kategori investasi. Dengan demikian rumus rejeki diatas tidak akan berhasil.
Yang dimaksud memberi tidaklah harus berupa uang, namun apapun yang dapat anda lakukan untuk membantu orang lain. Saya pernah bertemu dengan seorang pemilik salon kecantikan di daerah Jakarta Selatan. Dia termasuk pengusaha sukses di bidangnya. Salonnya begitu megah dan tak pernah sepi dikunjungi orang. Melihat penampilan dan mobil yang dikendarainya, setiap orang bisa langsung mengetahui bahwa dia orang yang berduit. Siapa yang menyangka dibalik kemewahan dan kesuksesannya, dia memiliki satu kegiatan sosial yang rutin dilakukannya. Sebulan sekali, dia akan mengunjungi panti asuhan untuk memotong rambut anak-anak yang ada disitu tanpa dipungut biaya dan dia melakukannya dengan senang hati dan benar-benar menikmatinya. Sangat mengagumkan mengetahui bahwa ketika anda mendayagunakan diri anda untuk orang lain dengan tulus, maka hidup anda tidak akan pernah terlantar dan kekurangan.
Rumus rejeki diatas mengajarkan bahwa hidup haruslah berbagi. Hidup anda barulah bermakna jika bermanfaat untuk orang lain. Ketika anda menggunakan apa yang anda miliki untuk memperbaiki hidup orang lain, maka alam semesta lah yang akan memperbaiki hidup anda. Jadi janganlah khawatir akan kekurangan. Makin besar ketulusan yang anda berikan, makin banyak pula pintu rejeki yang akan terbuka untuk anda. Itulah hukum alam.
Written by : Handoko
Posted by Handoko at 3:46 PM |
Labels: Motivation, Selfpreneurship
14. Perjalanan 100 Li Dimulai Dari 1 Li
Serial Resurrection - Gagal dan Bangkit Kembali
Pepatah diatas sangat terkenal sekali di negeri Cina.. Perjalanan anda masih panjang, jadi jangan terlalu lama ‘terbuai’ dalam kondisi yang anda alami. Begitu pikiran anda sudah normal kembali, motivasi sudah mulai terbakar lagi, mulailah menentukan langkah anda berikutnya.
Menentukan Arah Baru Yang Jelas
Apapun impian anda, itu adalah berupa suatu tempat / tujuan yang ingin anda capai. Untuk itu anda memerlukan arah yang jelas untuk menuju kesana. Jika anda tidak tahu kemana akan menuju, berhati-hatilah, karena anda hanya akan berputar-putar ditempat. Dalam banyak kasus, kegagalan membuat mental seseorang menjadi jatuh. Anda mungkin merasa sudah sedemikian jauh kehilangan arah dan untuk menentukan arah baru serasa di awang-awang.
Coba tanyakan pada diri anda sendiri, apa yang menghalangi anda untuk mencobanya kembali? Kecuali anda sudah tahu bahwa umur anda tinggal seminggu lagi, maka tidak ada alasan untuk mencoba dan mencoba lagi. Sudah seberapa jauh pun anda melenceng, selalu ada waktu untuk mengembalikan ke jalurnya yang benar. Anda hanya perlu untuk menentukan arah baru yang jelas dan mencobanya kembali. Tidak penting dari mana anda memulainya, yang penting adalah kemana anda akan menuju.
Meminimalkan Resiko
Sekarang yang mungkin masih menjadi pertimbangan anda adalah resiko. Anda sudah cukup banyak kehilangan sehingga tidak ingin lagi mencoba sesuatu yang beresiko. Percayalah, saya tahu betul bagaimana resiko adalah momok terbesar untuk mencoba melangkah lagi. Tetapi saya ingin memberitahu anda bahwa tidak ada satu hal pun di dunia ini yang bebas resiko. Ketika anda mengemudi, selalu ada resiko mobil anda akan menabrak atau ditabrak. Ketika anda makan pun ada resiko akan keracunan entah itu karena alergi atau karena makanannya yang tidak higienis. Jika anda sering mendengarkan berita di TV, ada banyak kasus buruh pabrik yang keracunan oleh makanan catering nya. Bahkan pemilik catering pun tidak menyangka akan terjadi seperti itu karena dia sudah menyiapkannya dengan baik. Bahkan belakangan ini, bernafas pun beresiko tertular virus SAR atau flu burung. Jadi jika makan dan bernafas saja beresiko, apalagi untuk memulai sebuah usaha baru, sudah pasti resiko nya ada dan itu hal yang biasa.
Yang perlu dipikirkan sebenarnya adalah bagaimana meminimalkan resikonya. Apa yang membedakan antara pengemudi yang sering mengalami tabrakan dengan yang belum pernah / jarang mengalami tabrakan? Jawabannya adalah ketrampilannya dalam mengemudi. Jadi jika anda memiliki ketrampilan mengemudi yang baik, anda tidak akan takut bahwa anda akan menabrak atau ditabrak orang. Dengan kata lain, resiko menabrak atau ditabrak menjadi kecil bahkan terasa tidak ada.
Artinya, untuk meminimalkan resiko dibutuhkan skill dan knowledge yang lebih baik. Oleh karena itu cari tahu, pelajari dan kuasailah hal-hal yang belum anda ketahui dalam bidang yang akan anda jalani. Makin tinggi skill dan knowledge anda, makin kecil pula lah resiko yang akan anda hadapi, bahkan bisa jadi anda tidak merasakan adanya resiko apapun.
Lebih dari segalanya, yang terpenting adalah mewujudkan dalam bentuk tindakan. Anda boleh sudah memotivasi diri, semangat berapi-api, mindset sudah benar, mental juara, rencana brilian, knowledge sempurna, resiko 0%, tapi jika tidak pernah anda wujudkan dalam tindakan sama saja dengan mimpi di siang bolong. Meminjam istilah dari Friedrich Engels : “An ounce of action is worth a ton of theory”. Satu ons tindakan senilai dengan satu ton teori.
Biasanya kendala yang dihadapi adalah kita sering merasa tidak sanggup untuk melakukannya. Rasanya rencananya terlalu besar dan anda tidak pernah melakukannya. Saya akan mengatakan bahwa gunung yang besar sekalipun dapat dipindahkan jika dikeruk sedikit demi sedikit dan selalu ada saat pertama kali dalam segala hal. Anda hanya perlu memulainya, setelah itu tidak akan ada lagi perasaan canggung. Pecahlah rencana besar anda menjadi langkah-langkah kecil kemudian anda bisa menyelesaikannya satu demi satu.
Alasan lain adalah bahwa waktunya belum tepat karena masih ada banyak hal yang harus dilengkapi. Anda memang harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, namun adakalanya tidak semuanya dapat terpenuhi. Jadi tidak perlu menunggu terlalu lama sampai betul-betul sempurna. Lakukanlah segera, sisanya adalah improvisasi di lapangan.
Written by : Handoko
Posted by Handoko at 3:45 PM |
Labels: Motivation, Selfpreneurship
13. 9 Karakter Pemenang
Serial Resurrection - Gagal dan Bangkit Kembali
Saya senang sekali mengetahui bahwa di beberapa perguruan tinggi sudah mulai diberikan mata kuliah Karena sepandai apapun otak anda tetapi jika tidak memiliki karakter yang diperlukan, anda akan sulit meraih keberhasilan.
Ada 2 orang karyawan. Yang seorang, memiliki kemampuan diatas rata-rata, tetapi dia sering menyepelekan pekerjaanya dan tidak menanganinya dengan baik. Yang seorang lagi memiliki kemampuan biasa-biasa saja, tetapi dia memiliki semangat yang tinggi, disiplin dan serius dalam menangani pekerjaannya. Menurut anda, siapakah diantara kedua orang tersebut yang masa depan karirnya lebih baik?
Bisa jadi anda akan mengatakan tergantung dari keberuntungan kedua orang tersebut. Tetapi saya akan mengatakan pada anda bahwa keberuntungan adalah hasil dari kesempatan dan kesiapan. Kesempatan bisa datang kepada siapa saja, tetapi kesiapan hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki kualifikasi karakter seorang pemenang. Sudah jelas, kualifikasi karakter tersebut tidak akan dimiliki oleh tipe orang yang terbiasa menyepelekan pekerjaannya.
Karakter anda lah yang akan membantu mewujudkan apa yang sudah anda programkan didalam pikiran anda. Jika anda mau mengamati, orang-orang sukses yang berhasil mewujudkan cita-citanya adalah mereka yang memiliki karakter seorang pemenang. Bill Gates, Mahatir Mohamad, Donald Trump adalah contoh figur dengan karakter seorang pemenang dan bermental baja. Hampir tidak ada, bahkan sepengetahuan saya tidak ada sama sekali figur sukses yang berkarakter pecundang dan bermental tempe.
Untuk memiliki karakter seorang pemenang, anda harus merubah hal-hal mendasar yang ada didalam diri anda.
1. Tekad Dan Keberanian
Tekad dan nekad adalah 2 hal yang jelas berbeda. Benar bahwa orang-orang sukses biasanya adalah orang yang nekad, tapi tentunya mereka nekad dengan penuh perhitungan dan persiapan. Saya percaya, hampir setiap orang pasti bisa membuat perhitungan dan persiapan yang matang, tapi kenapa tetap saja hanya minoritas yang berhasil? Yang membedakan adalah bagaimana cara mereka melihat suatu masalah. Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di dalam setiap kesempatan, tapi orang yang optimis akan selalu melihat kesempatan di dalam setiap kesulitan. Sayangnya lebih banyak orang yang langsung mundur teratur hanya dengan membayangkan resiko yang akan dihadapinya. Segala sesuatu selalu dipandang sulit walaupun belum pernah mencobanya. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk mereka yang minoritas ini. Buat mereka, selalu ada peluang dan peluang sekecil apapun layak untuk dicoba dengan penuh rasa optimis.
Perhitungan dan persiapan yang matang akan meminimalkan resiko, sedangkan tekad yang kuat akan menyingkirkan rasa takut dan keragu-raguan. Maka janganlah heran bila kebanyakan orang sukses memiliki pribadi yang teguh, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, tegas dalam bertindak dan mungkin bisa jadi agak keras kepala, bahkan cenderung ‘ndableg’. Karena mereka yang memiliki pribadi seperti itulah biasanya yang tahan uji dan tidak mudah menyerah. Tapi tentunya semuanya itu harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif.
2. Kreatif
Aristotle Onassis, seorang tokoh yang saya kagumi pernah berkata : "The secret of success is to know something nobody else knows." Rahasia untuk menjadi sukses adalah mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh orang lain. Dengan kata lain anda harus berbeda dari orang lain, baik diri anda sendiri maupun sesuatu yang anda tawarkan. Jika anda tidak dapat memberikan sesuatu yang berbeda, maka anda akan sama dengan orang kebanyakan. Sesuatu yang sama akan menjadi umum dan tidak mencuri perhatian.
Tidak masalah menjadi ‘nyleneh’ asalkan alasannya kuat. Carilah celah baru dan jadilah trendsetter, jangan asal latah mengikuti arus kebanyakan. Tentunya anda juga harus memastikan bahwa ada kebutuhan yang cukup besar untuk celah baru tersebut. Apalagi di dalam dunia kompetisi yang makin ketat sekarang ini, hanya yang spesial dan berbeda lah yang akan menjadi bahan pembicaraan dan rebutan. Untuk itu anda haruslah kreatif dan bisa berpikir out of the box untuk dapat menemukan peluang yang belum dipikirkan oleh orang lain. Namun lagi-lagi dibutuhkan keberanian untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari orang kebanyakan.
3. Persiapan
Apapun yang hendak anda kerjakan, biasakanlah mempersiapkannya dengan matang. Pahami betul segala hal yang akan anda hadapi dan apa saja yang dibutuhkan untuk membuatnya berhasil. Cobalah untuk melihat dari berbagai sisi supaya anda tahu keadaan sesungguhnya.
Mantan atasan saya pernah berkata jika ingin presentasi anda berhasil didepan klien, ada 3 hal pokok yang harus dilakukan, yaitu : persiapan, persiapan dan persiapan. Seorang pemain tinju profesional sekalipun memerlukan persiapan yang matang sebelum menghadapi pertandingan. Dia bahkan akan mempelajari calon lawannya dan berusaha mencari titik kelemahannya. Sebegitu pentingnya sebuah persiapan sehingga hasil akhir sebuah pertandingan sudah bisa dilihat dari persiapan yang dilakukan.
4. Jangan Menunda Pekerjaan
Ada sebuah pribahasa yang sangat terkenal “Don’t wait til tomorrow what you can do today.” Namun entah kenapa oleh banyak orang pribahasa itu dipahami menjadi “Don’t do today what you can wait til tomorrow.” Saya sering harus menahan rasa jengkel setiap kali berurusan dengan institusi yang bernama kelurahan / kecamatan. Proses administrasi yang seharusnya bisa selesai dalam waktu 1 atau paling lama 2 hari bisa molor sampai 1 hingga 2 minggu. Jadi seperti bunyi iklan sebuah merk rokok : “Kalau bisa susah kenapa dibikin gampang. Tanya kenapa” Suatu kali saya pernah mencoba menanyakannya langsung, tapi dijawab oleh staf kelurahan tersebut, “Ya memang begitu prosedurnya.” Saya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengarnya.
Untuk anda yang memiliki ‘prosedur’ hidup yang sama dengan staf kelurahan tersebut, saya sarankan untuk segera berubah. Karena jika tidak, sampai kapanpun anda juga tidak akan dapat menikmati keberhasilan karena selalu masih ada hari esok. Biasakanlah membuat daftar pekerjaan yang harus anda lakukan hari ini. Jadikan daftar itu sebagai panduan kerja sehari penuh. Gunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin untuk mengerjakannya dan tandailah setiap pekerjaan yang sudah anda selesaikan. Sadarilah bahwa setiap pekerjaan yang tidak terselesaikan hari ini akan menjadi beban untuk keesokan harinya. Sedangkan esok, ada banyak pekerjaan lain lagi yang harus diselesaikan. Jika anda bisa menerapkan prinsip ini dengan baik, anda akan merasakan beban hidup anda menjadi lebih ringan.
5. Manajemen Waktu
Ketika di bangku kuliah, ada satu mata kuliah yang sangat saya sukai yaitu Manajemen Proyek. Mata kuliah ini mengajarkan bagaimana menyelesaikan sebuah proyek yang terdiri dari banyak sekali pekerjaan dengan waktu sesingkat mungkin. Caranya adalah dengan menata tahapan pekerjaan tersebut sedemikian rupa sehingga waktu yang digunakan benar-benar efektif dan efisien. Ada jenis pekerjaan yang hanya bisa dilakukan setelah pekerjaan yang lain diselesaikan. Namun ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dalam waktu bersamaan.
Ilmu ini sangat membantu saya ketika memasuki dunia kerja dan sampai saat ini terbukti membuat saya mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dengan waktu yang sangat efektif. Saya menyarankan anda untuk mencoba melatihnya. Anda sudah membuat daftar pekerjaan seperti yang saya sarankan bukan? Langkah selanjutnya adalah menentukan mana pekerjaan yang bisa dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan mana yang baru bisa dilakukan setelah pekerjaan yang lain diselesaikan. Jika anda melakukannya dengan benar dan membiasakannya, anda akan terkejut mengetahui bahwa anda telah menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dibandingkan orang lain dalam waktu yang sama.
6. Disiplin Waktu
Sebuah maskapai penerbangan kita pernah sangat terkenal karena seringnya keterlambatan jadwal penerbangannya. Begitu melekatnya cap negatif tersebut sampai ketika maskapai tersebut melakukan restrukturisasi dan menyatakan bahwa mereka sudah berubah menjadi lebih baik, tidak banyak orang yang percaya.
Seringkah anda mengecewakan klien atau teman anda dengan datang terlambat dari waktu yang telah disepakati? Jika anda sekali-kali mencoba sebagai si korban, anda tentu akan memahami bahwa banyak sekali waktu dan pekerjaan lain yang menjadi terbengkalai dikarenakan keterlambatan tersebut, dan itu sangatlah menjengkelkan. Kebiasaan jam karet ini juga menandakan bahwa anda tidak menghargai orang lain. Dengan demikian jangan berharap orang lain akan menghargai anda dan jelas mereka akan berpikir dua kali jika ingin menjadikan anda sebagai mitra bisnisnya. Dan jika cap negatif itu sudah terlanjur melekat di diri anda, akan sangat sulit mengembalikan kepercayaan orang terhadap anda. Kebiasaan jam karet juga membuat waktu anda menjadi tidak efektif dan banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan. Ini menandakan bahwa anda tidak merencanakannya dengan baik. Lagi-lagi, persiapan lah kuncinya. Jadi jika anda mau menjadi orang yang berhasil, be on time in everything you do.
7. Apa Yang Anda Tabur, Itulah Yang Anda Tuai
Pernah ada seorang teman yang mengeluh kepada saya bahwa dia kecewa dengan perusahaan tempatnya bekerja karena sudah 7 tahun bekerja namun posisinya masih disitu-situ saja. Sedangkan beberapa teman sekantornya sudah ada yang menjadi manajer. Namun, di kesempatan lain dia sering menceritakan betapa dia sangat mengharamkan lembur. Alasannya karena dia digaji hanya untuk bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, jadi kalau ada pekerjaan tambahan yang membutuhkan extra time itu adalah urusan perusahaan. Tidak jarang juga dia mengatakan bahwa dia tidak mau ngoyo dalam bekerja karena semua yang dilakukannya toh untuk perusahaan. Dia yang capai bekerja tapi perusahaan yang menikmati hasilnya.
Kontras sekali bukan? Sungguh aneh jika ada seseorang yang tidak memiliki komitmen dalam bekerja tetapi menginginkan peningkatan karir yang cepat. Andai saya sebagai pemilik perusahaan, saya juga tidak akan mempromosikan karyawan seperti itu. Saya ingin mengatakan bahwa jika anda tidak setia dalam perkara kecil jangan berharap anda akan diberi perkara yang besar, karena perkara besar membutuhkan tanggung jawab yang lebih besar, tidak sekedar gajinya saja yang besar.
Melihat kasus teman saya diatas, bisa diketahui bahwa falsafah hidupnya sudah salah duluan. Apapun yang keluar dari diri anda, andalah si penaburnya. Dan apapun yang anda taburkan, anda pulalah yang akan menuainya. Terpikirkah oleh anda bahwa jika anda bekerja asal-asalan, apakah perusahaan merugi? Ya, mungkin merugi tapi sedikit saja, itu bukan hal yang besar. Perusahaan dengan mudah akan menempatkan orang lain yang lebih capable dan masalah dengan cepat terselesaikan. Tapi untuk anda, itu suatu kerugian besar. Anda tidak bisa berharap skill anda akan bertambah dengan bekerja asal-asalan. Jika anda tidak pernah mendapat tanggung jawab yang lebih besar, knowledge anda juga akan disitu-situ saja. Dan kalau anda membiasakan bekerja dengan karakter seperti itu, percayalah seratus kali anda pindah bekerja seratus kali pula anda akan tetap menjadi staf. Kalau toh anda tetap ngeyel bertahan di satu perusahaan, paling-paling anda akan dibuang ke divisi yang tidak penting-penting amat sampai anda depresi sendiri dan akhirnya memutuskan untuk resign. Tapi, dari pengalaman saya ternyata banyak pula yang justru senang ditempatkan di divisi seperti itu dengan posisi ‘idle’ dan malah ndableg kesenengan makan gaji buta. Untuk yang terakhir ini saya harus angkat tangan. Jadi, orientasi anda lah yang harus dirubah. Buang jauh-jauh pemikiran bahwa anda bekerja untuk dinikmati oleh orang lain. Apapun yang anda lakukan, anda sedang menabur untuk diri anda sendiri dan anda lah yang akan menuai hasilnya. Jadi, berikanlah yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang anda lakukan.
8. Bekerjalah Lebih Pintar
Saya juga tidak mengatakan bahwa anda harus mau bekerja lembur setiap hari dan mati-matian menguras tenaga anda. Jika itu yang anda lakukan anda akan berakhir seperti kebanyakan orang yang hidupnya 7P : Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan. Sudah bukan jamannya mengandalkan otot. Jangan cuma menjadi executor, tapi jadilah problem solver. Work smarter, don’t work harder. Gunakan kepandaian anda untuk mencari solusi agar perkerjaan anda dapat diselesaikan dengan lebih cepat, lebih baik dan masalah yang sama tidak akan terjadi lagi.
9. Terbuka Terhadap Perubahan
Di perusahaan tempat saya bekerja dulu ada satu ‘mantra’ yang selalu saya baca di pintu masuk ruangan atasan saya. Sebenarnya ‘mantra’ tersebut adalah sebuah kata-kata motivasi yang berbunyi : “Things do not change, we change.” Saya menyebutnya ‘mantra’ karena selama hampir 5 tahun bekerja saya selalu membacanya setiap hari sampai kata-kata tersebut begitu melekat di otak saya seperti sebuah mantra. Selama kurun waktu tersebut saya tidak pernah menanyakan maknanya, tapi yang saya tangkap adalah bahwa segala sesuatu di dalam hidup kita tidak akan berubah jika bukan kita sendiri yang merubahnya. Di sisi lain, segala sesuatu di luar diri kita terus berubah dan cenderung makin cepat berubah dewasa ini. Sehingga jika saya boleh memperluas ‘mantra’ tersebut maka akan menjadi : “Things change, so we have to change.”
Kedua-duanya memiliki makna yang sama yaitu bahwa manusia harus berubah mengikuti keadaan di sekelilingnya. Jadi pandai-pandai lah melihat hal-hal baru yang merubah jaman dan lingkungan di sekitar anda, entah itu tuntutan teknologi, budaya, skill, pola perilaku, dan lain sebagainya. Sesuaikanlah segera sejauh dibutuhkan. Lebih bagus lagi jika anda lah yang menjadi ‘angin perubahan’ itu sendiri sehingga menjadi trendsetter yang diikuti oleh banyak orang.
Tentunya untuk dapat jeli melihat perubahan tidaklah mudah. Kebanyakan orang terjebak hanya menjadi penonton dan ketika tersadar, mereka sudah tertinggal jauh. Kuncinya adalah pikiran yang terbuka terhadap perubahan itu sendiri. Jangan menutup diri dengan dogma / prinsip yang kaku dan kadaluarsa. Tidak ada hal yang tetap, segala sesuatunya berubah dan akan terus berubah. Yang dulu benar bisa jadi sekarang tidak benar, begitu juga sebaliknya. Maka, terbukalah akan hal-hal baru dan pelajarilah terlebih dahulu sebelum menghakiminya. Karena jika tidak mau berubah, maka anda akan punah.
Written by : Handoko
Posted by Handoko at 3:33 PM |
Labels: Motivation, Selfpreneurship
12. Senyum Mendatangkan Berkat
Serial Resurrection - Gagal dan Bangkit Kembali
Setujukah anda jika ada yang mengatakan bahwa hidup adalah panggung sandiwara? Saya pribadi setuju sekali dengan satu catatan yaitu saya lah sang sutradaranya. Jadi saya yang menentukan apakah sandiwaranya adalah kisah sedih, action, drama, atau komedi. Tidak bisa dipungkiri, kegagalan sudah menjadi satu kisah sedih sendiri. Tapi bagaimana melihat kegagalan tersebut, anda lah yang menentukan. Cobalah untuk selalu melihat segala sesuatu dengan kacamata humor. Daripada terus menerus memperkuat perasaan sedih, cobalah untuk melihat dari sisi yang bisa anda tertawakan.
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat kehilangan kontak dengan Cecilia, seorang teman yang saya kenal di dunia maya. Selang beberapa waktu kemudian dia baru menelpon dan dari situlah saya mengetahui bahwa telah terjadi sesuatu yang tragis pada dirinya selama dia menghilang. Dia menceritakan bahwa dirinya sempat ditipu oleh seseorang yang mengakibatkan apartemen yang barusan dibelinya terpaksa harus disita. Bahkan dia masih harus membayar sejumlah uang untuk menangani masalah penipuan tersebut. Kejadian itu sempat membuatnya shock dan menjadi linglung. Dia juga terpaksa harus kehilangan pekerjaannya. Singkatnya, semua yang dimiliknya termasuk tempat tinggal, lenyap dalam sekejap. Bahkan, dia sempat terlunta-lunta dipinggir jalan selama 2 hari sampai akhirnya ditolong oleh seorang teman yang mau menampungnya sementara.
Yang membuat saya terkagum-kagum bukannya tentang kisahnya yang tragis, tetapi karena sikapnya dalam menghadapi apa yang terjadi pada dirinya. Dalam kondisi seperti teman saya tersebut, kebanyakan orang akan makin menenggelamkan dirinya kedalam kesedihan dan kehancurannya. Namun itu tidak berlaku untuk Cecilia. Entah dari mana dia mendapatkan kekuatannya, yang jelas dia menghadapi semuanya itu dengan keberanian yang luar biasa. Dia menceritakan kisahnya dengan sangat tenang, bahkan dia menertawakan banyak hal yang terjadi pada dirinya. Dia merelakan semua yang telah hilang dan percaya bahwa selalu ada hikmah yang bisa diambil dari setiap peristiwa. Tidak berapa lama setelah itu, saya mendengar kabar bahwa dia telah diterima bekerja kembali ditempatnya semula, bahkan dengan cepat meraih posisi yang lebih tinggi.
Sedari kecil, orang tua saya selalu menasihati anak-anaknya agar tidak cemberut. “Muka cemberut bikin rejeki menjauh,” kata mereka. Penting sekali untuk memiliki sikap yang optimis dan itu akan terpancar melalui wajah anda yang cerah dan senyum yang lebar. Saya tahu memang tidak mudah menghadapi sebuah kegagalan dengan sikap yang positif apalagi malah harus menertawakannya. Tapi percayalah jika anda bisa melakukannya, tanpa anda sadari puing-puing kehancuran itu akan menyatu kembali dengan cepat dan banyak peluang tersaji di depan anda.
Secara logika pun, jika wajah anda suram dan tidak ada semangat yang terpancar pada diri anda, maka orang lain pun enggan untuk mendekat apalagi menawarkan peluang kepada anda. Namun jika wajah anda cerah dan penuh semangat, banyak orang yang ingin bersahabat dengan anda. Dengan demikian peluang akan datang dengan sendirinya.
Written by : Handoko
Posted by Handoko at 3:33 PM |
Labels: Motivation, Selfpreneurship